
BERBAGI FAEDAH ILMU
1. DOA KETIKA ANGIN BERTIUP DAN LARANGAN MENCELANYA
Ketika angin sedang bertiup, orang-orang mencelanya, maka Abdullah bin Abbas berkata:
لا تسبوها فإنها تجيء بالرحمة وتجيء بالعذاب، لكن قولوا: اللهم اجعلها رحمة ولا تجعلها عذابا.
“Janganlah kalian mencelanya, karena sesungguhnya dia datang membawa rahmat dan datang membawa adzab (dengan perintah Allah), tetapi ucapkanlah: Yaa Allah, jadikanlah angin ini sebagai rahmat, dan jangan menjadikannya sebagai adzab.”
📚 Shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, no. 29830
2. PANGKAL KETAATAN DAN KEBURUKAN
✍🏻 Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:
حب العلم وطلبه أصل كل طاعة، وحب الدنيا والمال وطلبه أصل كل سيئة.
“Cinta ilmu dan mencarinya merupakan pangkal semua ketaatan, sedangkan cinta dunia dan harta serta mengejarnya merupakan pangkal semua keburukan.”
📚 Miftah Daaris Sa’adah, jilid 1 hlm. 419
3. BOLEHKAH MEMAKAIKAN BAJU YANG BERGAMBAR MAKHLUK HIDUP
✍🏻 Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
يقول أهل العلم : إنه يحرم إلباس الصبي ما يحرم إلباسه الكبير ، وما كان فيه صور فإلباسه الكبير حرام ؛ فيكون إلباسه الصغير حراما ، وهو كذلك.
“Para ulama mengatakan bahwa hukumnya haram memakaikan kepada anak kecil baju yang haram dipakaikan kepada orang dewasa. Dan baju yang bergambar makhluk hidup haram hukumnya memakaikan untuk orang dewasa, sehingga haram untuk dipakaikan kepada anak kecil, dan memang demikian.
.
والذي ينبغي للمسلمين أن يقاطعوا مثل هذه الثياب وهذه الأحذية ؛ حتى لا يدخل علينا أهل الشر والفساد من هذه النواحي ، وهي إذا قوطعت فلن يجدوا سبيلا إلى إيصالها إلى البلاد
Dan yang sepantasnya bagi kaum Muslimin untuk memboikot baju-baju dan sepatu-sepatu semacam ini, agar keburukan dan kerusakan tidak menyerang kita dari sisi ini. Jika itu semua telah diboikot maka mereka tidak akan mendapatkan cara lagi untuk mendatangkannya ke negeri kita.”
4.BOLEHKAH MEMAKAIKAN EMAS KEPADA ANAK KECIL
✍🏻 Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺗﻠﺒﻴﺲ ﺍﻟﺬﻛﻮﺭ ﺍﻟﺬﻫﺐ ﻣﻄﻠﻘﺎ، ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﺃﻗﻞ ﻣﻦ ﺳﻨﺘﻴﻦ؛ ﻓﺎﻟﺬﻫﺐ ﺣﻞ ﻟﻺﻧﺎﺙ ﺣﺮﺍﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺬﻛﻮﺭ، ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﺧﻮﺍﺗﻴﻢ ﺃﻭ ﺳﺎﻋﺎﺕ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ
“Tidak boleh memakaikan emas kepada laki-laki secara mutlak, walaupun umurnya di bawah dua tahun. Jadi emas itu halal untuk perempuan dan haram untuk laki-laki, sama saja apakah berupa cincin, jam, atau yang lainnya.
فلا يجوز إلباس الطفل الذكر الذهب ، كما لا يجوز إلباس الرجل الكبير ، وإنما الذهب للنساء.
Maka tidak boleh memakaikan emas kepada bayi laki-laki, sebagaimana tidak boleh memakaikannya kepada pria dewasa, emas itu hanyalah boleh untuk perempuan saja.”
5. BOLEHKAH ANAK-ANAK PEREMPUAN MENGENAKAN BAJU ANAK-ANAK LAKI-LAKI??
✍🏻 Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
📬 Pertanyaan:
عندما نشتري بعض الملابس للأولاد أو للبنات ويكبرون عنها فلا تعد تصلح لهم ، مع أنها صالحة للاستعمال ، فهل يجوز أن نلبس البنت ملابس الولد أو العكس ؟
Kami membeli baju untuk anak-anak laki-laki atau untuk anak-anak perempuan, ketika mereka semakin besar maka baju-baju tersebut sudah tidak layak lagi untuk mereka, padahal masih bisa dipakai, maka apakah boleh kami memakaikan baju anak-anak laki-laki kepada anak perempuan atau sebaliknya?
🔐 Jawaban:
لا يجوز أن تلبس البنت ملابس الولد ، ولا الولد ملابس البنت ، لأن هذا يتضمن تشبه الرجل بالمرأة والمرأة بالرجل ، وقد ثبت عن النبي – صلى الله عليه وسلم – أنه لعن المتشبهات من النساء بالرجال والمتشبهين من الرجال بالنساء.
Tidak boleh bagimu untuk memakaikan baju anak laki-laki kepada anak perempuan dan juga tidak boleh memakaikan baju anak perempuan kepada anak laki-laki, karena hal ini mengandung perbuatan laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai laki-laki. Padahal terdapat riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu alaihi was sallam bahwasanya beliau melaknat para wanita yang menyerupai pria dan para pria yang menyerupai wanita.
وقد نص أهل العلم – رحمهم الله – على أنه يحرم إلباس الصبي ما يحرم على البالغ لبسه.
Para ulama juga telah menyatakan dengan jelas bahwasanya haram memakaikan kepada anak kecil apa saja yang haram dikenakan oleh orang yang telah baligh.
وعلى هذا : فإذا كان عند الإنسان فضل لباس لا يصلح لمن يلبسه فإن الأفضل أن يتصدق به إما على المحتاجين في بلده أو على المحتاجين في بلد آخر يرسله إليهم.
Atas dasar ini maka jika seseorang memiliki kelebihan baju yang tidak bisa lagi dikenakan, yang afdhal adalah dengan menyedekahkannya untuk orang-orang yang membutuhkannya di negerinya atau untuk orang-orang yang membutuhkan di negeri lain dengan cara mengirimnya kepada mereka.
ولا يجوز في هذه الحال أن يتلفه مع إمكان الانتفاع به ، لأن النبي – صلى الله عليه وسلم – نهى عن إضاعة المال ؛ وإتلاف ما يصلح للاستعمال مع إمكان وجود من يستعمله ، إضاعة للمال.
Dan dalam keadaan seperti ini tidak boleh merusak baju-baju tersebut jika masih memungkinkan untuk memanfaatkannya, karena Nabi shallallahu alaihi was sallam melarang dari perbuatan menyia-nyiakan harta, sedangkan merusak barang-barang yang masih bisa digunakan di samping adanya orang yang bisa memanfaatkannya merupakan perbuatan menyia-nyiakan harta.
6. DIANTARA CIRI-CIRI HATI YANG SEHAT
✍🏻 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
القلب السليم المحمود هو الذي يريد الخير لا الشر، وكمال ذلك بأن يعرف الخير والشر، فأما من لا يعرف الشر فذاك نقص فيه لا يمدح به.
“Hati yang selamat dan terpuji adalah hati yang menginginkan kebaikan, tidak menginginkan keburukan, dan kesempurnaan hal itu adalah dengan mengenali kebaikan dan keburukan, adapun orang yang tidak mengetahui keburukan maka itu merupakan kekurangan pada dirinya yang dia tidak terpuji karenanya.”
7.BOLEHKAH MEMAKAI SEPATU YANG BERBUNYI LONCENG??
✍🏻 Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
📪 Pertanyaan:
ما حكم الأحذية التي تكون للأطفال وفيها نغمة جرس ؟
Apa hukum sepatu untuk anak-anak yang padanya terdapat suara lonceng?
🔐 Jawaban:
هذا لا يجوز ، لأن هذا يزين التعود للطفل على اللهو والمعازف.
Ini tidak boleh, karena hal ini akan menjadikan anak kecil terbiasa mendengarkan sesuatu yang sia-sia dan alat-alat musik.
8. JANGAN MENGKHUSUSKAN BULAN RAJAB DENGAN PUASA
Abu Bakr bin Abi Syaibah dalam kitab al-Mushannaf hal. 9758
Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, dari al-A’masy dari Barah, dari Abdurrahman, dari Kharasyah bin al-Hurri berkata:
رَأَيْتُ عُمَرَ يَضْرِبُ أَكُفَّ النَّاسِ فِي رَجَبٍ، حَتَّى يَضَعُوهَا فِي الْجِفَانِ
Saya melihat Umar radhiyallahu ‘anhu memukul seorang yang paling bersemangat berpuasa di bulan Rajab, sehingga beliau menempatkan piring-piring makanan lalu beliau berkata:
“كُلُوا، فَإِنَّمَا هُوَ شَهْرٌ كَانَ يُعَظِّمُهُ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ.
“Makanlah kalian, karena sesungguhnya bulan (Rajab) ini adalah bulan yang dulu diagungkan oleh orang-orang jahiliyah (Musyrikin).”
Dalam riwayat Thabrani sebagaimana dalam al-Mu’jam al-Ausath 7636: Kharasyah bin al-Hurri berkata:
رَأَيْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، يَضْرِبُ أَكُفَّ الرِّجَالِ فِي صَوْمِ رَجَبَ، حَتَّى يَضَعُونَهَا فِي الطَّعَامِ
Aku pernah melihat Umar bin al-Khaththab memukul orang yang paling bersemangat dalam puasa bulan Rajab, sampai dihidangkan untuk mereka piring-piring penuh makanan.
Lalu beliau berkata
رَجَبُ وَمَا رَجَبُ؟ إِنَّمَا رَجَبُ شَهْرٌ كَانَ يُعَظِّمُهُ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ، فَلَمَّا جَاءَ الْإِسْلَامُ تُرِكَ
“Bulan Rajab, apa itu bulan Rajab? Sesungguhnya bulan Rajab itu adalah bulan yang diagungkan oleh orang-orang jahiliyah. Maka tatkala datang Islam hal ini ditinggalkan.”
Dalam kitab al-Mushannaf 9761 karya Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih dari jalan Ashim bin Muhammad dari ayahnya berkata:
إِذَا رَأَى النَّاسَ، وَمَا يَعُدُّونَ لِرَجَبٍ كَرِهَ ذَلِكَ
Dulu Ibnu Umar jika beliau melihat ada manusia dan apa yang mereka persiapkan untuk menyambut bulan Rajab beliau membenci hal itu.
Dalam kitab al-Mushannaf karya Abdurrazzaq dengan sanad yang shahih, dari Ibnu Juraij dari Atha berkata:
كَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَنْهَى عَنْ صِيَامِ رَجَبٍ كُلِّهِ؛ لَأَنْ لَا يُتَّخَذَ عِيدًا
Dulu Ibnu Abbas melarang dari berpuasa dalam bulan Rajab semuanya, agar jangan sampai dijadikan sebagai hari raya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam al-Majmu’ al-Fatawa 25/290 berkata:
وَأَمَّا صَوْمُ رَجَبٍ بِخُصُوصِهِ فَأَحَادِيثُهُ كُلُّهَا ضَعِيفَةٌ بَلْ مَوْضُوعَةٌ لَا يَعْتَمِدُ أَهْلُ الْعِلْمِ عَلَى شَيْءٍ مِنْهَا وَلَيْسَتْ مِنْ الضَّعِيفِ الَّذِي يُرْوَى فِي الْفَضَائِلِ بَلْ عَامَّتُهَا مِنْ الْمَوْضُوعَاتِ الْمَكْذُوبَاتِ.
“Dan adapun puasa bulan Rajab secara khusus, maka hadits-haditsnya semuanya lemah bahkan palsu, para ulama tidak bersandar sedikitpun dengannya, dan bukan termasuk hadits lemah yang bisa diriwayatkan dalam fadha’il amal, bahkan kebanyakannya termasuk hadits-hadits yang palsu lagi didustakan (atas nama Nabi shallallahu alaihi wasallam).
Hingga perkataan beliau:
Telah shahih bahwasanya Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu dahulu memukul tangan-tangan manusia agar meletakkan tangan-tangan mereka ke makanan di bulan Rajab, dan beliau berkata:
لَا تُشَبِّهُوهُ بِرَمَضَانَ
“Janganlah kalian menyamakannya dengan bulan Ramadhan.”
وَدَخَلَ أَبُو بَكْرٍ فَرَأَى أَهْلَهُ قَدْ اشْتَرَوْا كِيزَانًا لِلْمَاءِ وَاسْتَعَدُّوا لِلصَّوْمِ فَقَالَ: مَا هَذَا ؟ فَقَالُوا: رَجَبٌ !
Dan masuklah Abu Bakr lalu beliau melihat keluarganya telah membeli gelas-gelas untuk air dan mereka bersiap-siap untuk berpuasa, maka beliau berkata: “Apa ini?” Mereka menjawab: “Untuk berpuasa di bulan Rajab.”
Maka beliau berkata:
أَتُرِيدُونَ أَنْ تُشَبِّهُوهُ بِرَمَضَانَ؟ وَكَسَرَ تِلْكَ الْكِيزَانَ “. فَمَتَى أَفْطَرَ بَعْضًا لَمْ يُكْرَهْ صَوْمُ الْبَعْضِ”.
“Apakah kalian menginginkan menyerupakan Rajab dengan Ramadhan?” Lalu beliau memecah gelas-gelas tadi. Maka kapan ia berbuka pada sebagiannya, maka tidak dibenci berpuasa sebagian Rajab.
9. AGAR KALIAN MENCARI AKHIRAT DENGANNYA
Kalimat yang pantas untuk ditulis dengan air mata, perkataan sahabat yang para malaikat malu kepada beliau, pemilik dua cahaya yang Allah telah meridhainya.
Utsman Bin Affan radhiyallau’ anhu berkata pada salah satu khutbah yang beliau sampaikan di akhir hayatnya:
إن الله إنما أعطاكم الدنيا لتطلبوا بها الآخرة ، ولم يعطكموها لتركنوا إليها ، إن الدنيا تفنى ، وإن الآخرة تبقى
“Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada kalian itu agar kalian mencari akhirat dengannya, dan tidaklah Allah memberikannya kepada kalian agar kalian condong kepadanya. Sesungguhnya dunia itu akan binasa sementara akhirat itu abadi.
لا تبطرنكم الفانية ، ولا تشغلنكم عن الباقية, وآثروا ما يبقى على ما يفنى ؛ فإن الدنيا منقطعة ، وإن المصير إلى الله
Janganlah dunia yang fana ini menjadikan kalian sombong, dan jangan pula menyibukkan kalian dari yang abadi (akhirat).
Dan pilihlah oleh kalian yang abadi daripada yang fana! Karena dunia ini akan putus dan sesungguhnya tempat kembalinya adalah kepada Allah.
اتقوا الله. فإن تقواه جنة من بأسه ، ووسيلة عنده ، واحذروا من الله الغير ، والزموا جماعتكم لا تصيروا أحزابا
Bertakwalah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya takwa kepada-Nya itu adalah benteng pelindung dari siksaan-Nya, dan perantara di sisi-Nya. Dan hati-hatilah kalian dari sifat cemburu dari Allah (jangan bermaksiat kepada-Nya).
Berpeganglah kalian dengan jamaah kalian (pemerintah), janganlah kalian menjadi berpartai-partai.
Allah berfirman:
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًاَ
“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara” (QS. Ali Imran 103)
[Al-Bidayah wa An-Nihayah 7/241]
Leave a Reply